Sebagai salah satu
sumber hayati, jamur (mushroom) diketahui hidup liar di alam. Banyak jenis
jamur liar diburu oleh penduduk untuk dimakan.Selama ini, jamur banyak
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, banyak jenis jamur selain juga ada yang
dimanfaatkan sebagai obat.
Penggunaan Jamur hanya
dengan mengandalkan produksi alami melalui pemburuan tidak mungkin dapat
memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, budidaya jamur merupakan salah satu
cara untuk memenuhi permintaan akan jamur konsumsi.
Spesies jamur pangan
yang telah berhasil di budidayakan jumlahnya cukup banyak diantaranya jamur
tiram (Pleurotus sp)
a. Morfologi Jamur Tiram (Pleurotus sp)
Tudung mempunyai
diameter 4-15 cm atau lebih, bentuk seperti tiram, cembung kemudian menjadi
rata atau kadang-kadang membentuk corong ; permukaan licin, agak berminyak
ketika lembap, tetapi tidak lengket; warna bervariasi dari putih sampai
abu-abu, cokelat, atau cokelat tua (kadang-kadang kekuningan pada jamur
dewasa); tepi menggulung ke dalam, pada jamur muda sering kali bergelombang
atau bercuping. Daging tebal, berwarna putih, kokoh, tetapi lunak pada bagian
yang berdekatan dengan tangkai; bau dan rasa tidak merangsang.Bilah cukup
berdekatan, lebar, warna putih atau keabuan dan sering kali berubah menjadi
kekuningan ketika dewasa. Tangkai tidak ada atau jika ada biasanya pendek,
kokoh, dan tidak di pusat atau lateral (tetapi kadang-kadang di pusat), panjang
0,5 – 0,4 cm, gemuk, padat, kuat, kering, umumnya berambut atau berbulu kapas
paling sedikit di dasar. Cadar tidak ada.Jejak spora putih sampai ungu muda
atau abu-abu keunguan, berukuran 7-9 x 3-4 mikron, bentuk lonjong sampai
jorong, licin, nonamiloid.
b. Syarat Tumbuh Jamur Tiram
Syarat tumbuh jamur
tiram meliputi beberapa parameter, terutama temperature, kelembapan relative,
waktu, kandungan CO2, dan cahaya. Parameter tersebut memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap setiap stadium atau tingkatan, misalnya :
1. terhadap pertumbuhan miselia pada substrat
tanam;
2. terhadap pembentukan primordial (bakal kuncup)
jamur;
3. terhadap pembentukan tubuh buah;
4. terhadap siklus panen; dan
5. terhadap nilai BER atau perbandingan antara
berat hasil jamur dengan berat substrat log tanam jamur
Tabel 1. Faktor
Lingkungan yang Menentukan Pertumbuhan Jamur
Tiram
Parameter
Pertumbuhan
|
Besaran
|
Pertumbuhan
miselia pada substrat tanam
a.
Temperatur inkubasi
b.
RH
c.
Waktu tumbuh
d.
Kandungan CO2
e.
Cahaya
f.
Sirkulasi udara
Pembentukan
primordial
a.
Temperatur inisiasi pertumbuhan
b.
RH
c.
Waktu tumbuh
d.
Kandungan CO2
e.
Cahaya
f.
Sirkulasi udara
Pembentukan tubuh
buah
a.
Temperatus inisiasi pertumbuhan
b.
RH
c.
Waktu tumbuh
d.
Kandungan CO2
e.
Cahaya
Siklus panen
a.
Interval waktu
b.
Jangka waktu masa panen
c.
Nilai BER
d.
Produksi rata-rata per log tanam
e.
Harga per kg segar
|
24o C –
29o C
90% - 100 %
10 – 14 hari
5.000 – 20.000 ppm
500 – 1.000 lux
1 – 2 jam
21oC - 27oC
90% - 100 %
3
– 5 hari
< 1.000 ppm
500 – 1.000 lux
4 – 8 jam
21oC - 28oC
90% - 95 %
3
– 5 hari
< 1.000 ppm
500 – 1.000 lux
3 – 4 kali/10 – 14
hari
2 – 4 kali/7 – 10
hari
40 - 85
350 g
Rp. 8.000 – Rp.
10.000
|
c. Jenis-jenis jamur tiram
Tabel 2. Jenis –
Jenis Jamur Tiram
Nama Jenis
|
Nama Umum/Setempat
|
Warna Tubuh Buah
|
Pleurotus
citrinopileatus
|
II-mak, golden
oyster
|
Kuning terang,
|
kuning keemasan
|
||
P. cystidious
|
Abalone, maple
oyster
|
putih, kemerahan
|
P. djamor
|
Tabang ngungut
|
|
Takira hiratake
|
||
Pink oyster
|
||
Flamingo mushroom
|
Ungu, Kemerahan
|
|
P. eryngii
|
King oyster
|
Kebiruan
|
P. euosmus
|
Tarragon oyster
|
Kecokelatan
|
P. flabellatus
|
Red oyster
|
Merah jambu
|
P. floridae
|
White oyster
|
Putih bersih
|
P. ostreatus
|
Tree oyster
|
Putih, putih
kekuning-
|
Tamogitake
|
kuningan, putih
keabu-
|
|
Hiratake
|
abuan
|
|
Straw mushroom
|
||
Supa liat
|
||
P. pulmonarius
|
Indian oyster
|
Putih keabu-abuan,
|
Dhingri
|
abu-abu
|
|
Phoenix mushroom
|
||
P. sajor-caju
|
Kulat pohon
|
Kelabu
|
Jamur tiram
|
No comments:
Post a Comment