Hama yang merusak substrat tanam jamur dapat menyebabkan
kerugian terdiri atas rayap, lalat, serangga tanah, cacing, tikus dan celurut.
Pada umumnya serangga, tikus, celurut dan cacing akan
bersarang di dalam substrat sehingga mengakibatkan kerusakan. Banyak
pemeliharaan yang menggunakan insektisida untuk membasmi hama serangga. Tetapi
penggunaan insektisida ini sangat membahayakan pertumbuhan kuncup-kuncup jamur,
karena sebagian besar jenis insektisida juga dapat bersifat sebagai fungisida
atau senyawa pencegah/pembasmi jamur. Sehingga bukan saja serangga hama akan
mati tetapi juga jamur tidak akan tumbuh dengan baik atau mati. Jika
pemeliharaan jamur dilaksanakan dengan baik, teratur dan teliti maka
pertumbuhan sarang-sarang serangga ataupun binatang lain akan dapat dihindari
atau dihambat.
Penyakit perusak substrat tanam jamur pada umumnya berupa
bakteri dan jamur lain. Berbagai jenis jamur dan bakteri dapat tumbuh dengan
cepat di dalam substrat tanam, sehingga substrat tanam menjadi busuk dan jamur
tidak dapat tumbuh.Misalnya jamur Corprinus, Corticium, Sclerotium dan
sebagainya. Pemelihara yang berpengalaman biasanya akan berusaha untuk membuang
jamur penyebab penyakit sedikit demi sedikit. Cara lain adalah membiarkan
bedengan selama beberapa hari hingga menjadi kering, agar pertumbuhan jamur
penyakit terhambat dan terhenti. Jika sudah musnah, pemeliharaan diteruskan
kembali dengan tidak memberikan kesempatan pada jamur penyakit untuk tumbuh,
dengan jalan membuang setiap kuncup jamur penyebab penyakit yang akan tumbuh
lagi.
Kehadiran bakteri pada substrat tanam menyebabkan
terbentuknya lendir, sehingga substrat tanam membusuk dan jamur yang dipelihara
terhambat pertumbuhannya.
Pengendalian hama dan penyakit jamur bertujuan untuk
menghindari atau menekan kehadiran jasad penyebab hama dan penyakit dalam
budidaya jamur. Dalam pengendalian hama dan penyakit, usaha pengontrolan harus
dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan dilakukan sedini mungkin. Usaha
pengontrolan ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
Bahan baku untuk substrat,
terutama serbuk gergajian kayu, harus dipilih yang benar-benar baik dan tidak
mengandung bibit hama atau penyakit. Setiap bahan yang mungkin menjadi sumber
hama atau penyakit harus dibuang atau dimusnahkan seawal
mungkin.
b.
Penyiapan substrat
tanam harus dilakukan sesuai dengai ketentuan, baik komposisi, waktu proses dan
terutama waktu sterilisasi. Kadar air yang dibutuhkan oleh substrat harus
benar-benar sesuai dengan ketentuan. Kadar air yang terlalu rendah menyebabkan
bibit jamur tidak dapat tumbuh. Sebaliknya kadar air yang terlalu tinggi memacu
pertumbuhan jamur liar yang tidak diharpakan.
c.
Kebersihan peralatan yang
digunakan, ruang tempat pemeliharaan, maupun rungan para pengelola harus
dijaga.
d.
Pemeliharaan terutama
substrat tanam yang telah ditanami bibit harus dilakukan sebaik mungkin.
e.
Pengontrolan selama
pemeliharaan harus dilakukan sedini mungkin, mulai dari miselia, awal
pertumbuhan, sampai terbentuk tubuh buah. Dengan demikian setiap pertumbuhan
jamur asing sudah dapat dikenel sedini mungkin kemudian dipisahkan dan dibuang.
No comments:
Post a Comment