Tentang Jamur Tiram


Jamur Tiram dalam bahasa Yunani disebut Pleurotus, artinya “ bentuk samping atau posisi menyamping antara tangkai dengan tudung”. Sedangkan sebutan nama “tiram”, karena bentuk atau tubuh buahnya menyerupai kulit tiram (cangkang kerang). Dibelahan Amerika dan Eropa, jamur ini lebih populer dengan sebutan Oyster mushroom, mempunyai tangkai tudung tidak tepat ditengah seperti yang lainnya. Asal usul jamur tiram berasal  dari Negara Belanda, kemudian menyebar ke Australia, Amerika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dari hasil penelitian dan riset Badan Kesehatan Dunia (WHO), jamur tiram memenuhi standar gizi sebagai makanan yang layak dikonsumsi, enak dimakan, tidak beracun, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi serta berkhasiat sebagai obat berbagai macam penyakit. 

Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang awalnya tumbuh secara alami pada batang-batang pohon yang telah mengalami pelapukan, umumnya mudah di jumpai di daerah hutan-hutan. Sementara itu di Indonesia sendiri budi daya jamur tiram baru mulai dirintis sejak lebih kurang tahun 1988. pada waktu itu petani atau pengusaha jamur tiram masih sedikit sekali. Namun sesuai dengan laju perkembangan zaman, akhir-akhir ini jamur tiram mulai dilirik untuk dibudidayakan besar-besaran dengan metode yang lebih sophisticated, yakni tidak mengandalkan batang pohon yang dinilai tidak efisien melainkan menggunakan hasil rekayasa teknologi moderen dengan memanfaatkan bahan media tanam dari serbuk kayu (gergajian), jerami padi dan alang-alang. 

Jamur tiram juga dapat tumbuh pada media lain, seperti ampas tebu, kulit kacang, sabut kelapa, sisa kertas dan lain-lain. Namun sejauh ini, para pengusaha dan petani jamur lebih suka menggunakan media tanam dari serbuk kayu dan jerami, karena bahan baku tersebut selain mudah didapat harganya juga relatif murah.

No comments:

Post a Comment