Tuesday, June 11, 2013

Penanganan Pasca Panen

Jamur merupakan komoditas hasil pertanian yang akan cepat layu atau membusuk, jika disimpan tanpa perlakuan yang benar. Perlakuan ini harus dilakukan segera setelah panen, agar tidak mendatangkan kerugian. Pada umumnya, kerugian yang terjadi terhadap jamur segar disebabkan oleh adanya serangga maupun mikoba pembusuk dan perusak.
Perlakuan untuk memperpanjang umur jamur (terutama jamur konsumsi) agar tidak rusak (membusuk/berlendir) dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
1)   Penyimpanan pada Temperatur Rendah
Cara yang biasa dilakukan untuk mempertahankan kesegaran jamur yang baru dipanen adalah penyimpanan pada temperature rendah.Pada umumnya, termperatur yang digunakan berkisar antara 1oC – 5oC.dengan kondisi temperatur tersebut, umur jamur, terutama jamur kayu, akan dapat diperpanjang minimal (4 – 5) x 24 jam.
Beberapa pengusaha jamur mencoba menambahkan larutan kimia, misalnya Natrium bisulfit 0,1% - 0,2% (1.000 – 2.000 ppm). Dosis ini masih berada di bawah nilai maksimal yang diperbolehkan oleh Badan POM/Depkes, yaitu 0,3% (3.000 ppm). Penggunaan larutan kimia dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan tersebut ke bagian tubuh jamur atau mencelupkan jamur ke dalam larutan secara merata. Larutan ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk jamur, sehingga jamur akan tetap segar dan awet selama waktu tertentu.
2)   Pengeringan
Pengeringan bahan (desikasi) pada dasarnya adalah mengurangi kandungan air yang terdapat di dalamnya, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan untuk kehidupan mikroba perusak yang terdapat dalam bahan tersebut.
Pada umumnya, pengeringan jamur dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Dipilih jamur yang baik, sehat (tidak cacat), serta berukuran seragam, kemudian kotoran yang melekat dibuang sampai bersih.
b.    Jamur direndam sebentar di dalam air bersih (jika mungkin air mengalir), kemudian dicuci dan ditiriskan sampai air rendaman hilang.
c.    Jamur diiris-iris menjadi irisan-irisan tipis atau kecil, tergantung pada peruntukannya, kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih untuk menghilangkan mikroba pembusuk atau perusak yang mungkin melekat pada permukaan jamur.
d.   Jamur ditiriskan kembali hingga air hilang, kemudian dikeringkan. Alat atau bejana pengering dapat berbentuk bejana yang dipanaskan dengan listrik (misalnya oven khusus), kompor minyak (misalnya oven untuk membuat kue), atau listrik tenaga surya. Bahkan, ada pula yang dipanaskan dengan cahaya matahari secara langsung.
e.    Hasil pengeringan kemudian dibuat serbuk/tepung.
3)   Pengasapan
Pengawetan jamur dengan cara pengasapan hampir sama dengan pengasapan ikan (misalnya bandeng asap). Pengasapan jamur dilakukan dengan cara kerja yang pada awalnya sama dengan pengeringan. Tetapi pada proses akhir tidak dilakukan pengeringan, melainkan jamur ditempatkan pada satu tempat yang dibawahnya terdapat tungku penghasil asap.
Kayu atau bahan pengasap harus dipilih kayu atau daun dari tanaman yang tidak menghasilkan bau asap. Bau asap tersusun dari senyawa kimia tertentu yang akan dapat mengurangi kualitas hasil asapan.
4)   Penambahan Senyawa Pengawet
Di Jepang, India dan Filipina, terdapat cara lain untuk mengawetkan jamur, yaitu dengan penambahan larutan senyawa kimia, misalnya senyawa yang terdiri atas garam dapur, asam sitrat, sulfida, kalium bikarbonat, kalium metabisulfida, dan sebagainya.
Urusan perlakuan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a.  Jamur utuh dibersihkan dari kotoran yang menempel, jika perlu dengan air yang mengalir.
b.  Kemudian dicuci dengan larutan asam sitrat 0,1% selama 5 menit.
c.  Dicuci lagi dengan air mengalir, untuk menghilangkan sisa asam.
d. Dimasukkan ke dalam larutan yang terdiri atas garam dapur (15%), asam sitrat (0,5%), SO2 (0,1%), kalium bikarbonat (0,1%), dan kalium metabisulfida (0,1%), selama 10 – 15 menit.
e.  Ditiriskan sampai sisa larutan senyawa kimia hilang dari jamur.
Dengan perlakuan tersebut, jamur akan dapat disimpan selama beberapa minggu, bahkan sampai satu bulan, jika jaur dibungkus dengan kantung plastik yang divakumkan.

No comments:

Post a Comment